
Setelah kau pergi
ku akui setelah engkau pergi
ku sadari setelah engkau lari
sakit yang kurasakan di hati ini
mengharap dirimu kembali...
kau katakan setelah engkau jauh
keputus asaan menghadapi aku
ku sesali semua sikapku padamu
sungguh ku tak pernah menyadari...
wajar jika ku berharap satu kata.. maaf ku
yang bisa merubah kenyataan
wajar bila ku berjanji tak kan pernah lagi membuatmu bersedih
sungguh mati aku mencintaimu.......
Have you ever
sometimes it's wrong to walk away
Hatiku bergetar pilu , Bila teringat dirimu,
Nafas ku sesak dan pedih menyebut namamu, Jantungku berdetak kencang ketika suaramu masih terngiang di telingah. Aku tahu bahwa itu tak mungkin , Hatimu telah jauh dariku, Cintamu bukan untuku lagi, Rindu itu bukan milikku , Kata sayang takan perna terucap padaku,
Canda guraumu , Ledekan kata-katamu, Perayu manismu,
Takkan sering terucap dari bibirmu. Semua itu masih terlukis jelas dalam kalbuku, Apakah ini rindu …….
Mungkin Kau takkan perna tahu aku masih merindukanmu,
Rinduku masih untukmu saat ini…… Ya Tuhan mengapa aku masih merindukan dia
Munkin juga dia takkan rindu pada ku Tapi rasa ini masih untuknya….
Sakit perih ,
merintih menangis.
sedih ,pilu menjadi satu.
Kini yang terrasakan.
Sakit bila teringat, suara-suara manis merayu menggoda
Teringat wajah sang kekasih,membayangi setiap waktu pedih terasah pahit…
Ah….rasa itu kini pergi meninggalkan luka walau rindu menghias sukma.
Gambaran hati terasa berbalut kain penuh noda.
Berusaha untuk melupakannya ,tapi mengapa sia-sia saja. rasa itu akan bertambah menguat jika aku berusaha untuk melupakanmu,seakan-akan mengakar dalam hati .
Bunga itu mekar di ladang hati walau tanpa di sirami dengan air asmara dan pupuk cinta. dia menjadi bunga liar yang terus mekar dan berduri, bila di cabut maka dia akan megakar kuat .suaramu terus berdendang di telinga,wajahmu terus melayang di pikiran bila terhapus dan terlupakan maka rasa sakit yang ada , ku biarkan rasa ini ada, entah sampai kapan waktulah yang tahu…
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakukan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Februari 1943
RUMAHKU
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu.
Terlelap Lepas
Jan 16
2009
Ingin ku terlelap
Walau sesaat
Melelapkan mata
Walau sekejap
Ah…rasanya…terlelap lepas
Hilang semua resah
Segarkan jiwa
Sirnakan galau hati
Mengarungi mimpi tanpa batas
Senyum bahagia walau semu
Terukir indah walau tak nyata
Tags: Kehidupan, Tambahkan tag baru
Catatan Pendakian
Jan 10
2009
Ingin ku segera memelukmu…
Membawamu tuk iringi langkahku…
Namun tak berhak aku…
Dan takkan kupaksakan itu…
Kau masih belum milikku…
Belum jadi kekasihku…
Dan ku belum jadi bagian hidupmu…
Belum jadi satu yang selalu mengisi hatimu…
Meski terasa lelah aku bertahan…
Aku akan terus menahan…
Segala kerinduan…
Dan hasrat yang tak terucapkan…
Kau bagai bulan…
Bersinar terangi gelap malam…
Terlihat oleh mataku tanpa penghalang…
Namun kau sulit tergapaikan…
Tapi aku pasti bertahan…
Karena kau tlah memberiku harapan…
Akan cintamu yang hampir mustahil tergapaikan…
Meski kutahu tak semudah itu tuk menggapaimu…
Karena yang inginkan kau bukan hanya aku…
Engkau putri raja yang didamba…
Banyak yang pangeran dan kesatria yang mencoba menggapaimu…
Sedangkan aku hanya prajurit tak bernama bagimu…
Ya… Aku memang prajurit tak bernama…
Tak sekuat kesatria…
Tak semenawan pangeran…
Hanya seorang pemimpi dengan sepenggal puisi saja…
Namun aku pasti menunggumu…
Menunggu jawaban dari cintaku…
Meski lelah aku…
Meski tipis harapanku…
Aku pasti kan menunggumu…
Ketika Kau Tikam Aku
Sunday, May 3rd, 2009
Apalah arti senyummu ketika rasa sakit kau tikamkan ulu hati
Aku tak butuh senyum seindah apa pun
Bagiku tetaplah keindahan sebilah pisau
yang telah terlanjur kau benamkan di dada
Lalu dengan senyun di bibir
Kau menari di atas ketergeletakanku
Bersama setumpuk tawa
Merah. . .
Merah sudah tanah tempat ku tergeletak
: terkapar aku oleh rasa sakit
yang kau torehkan dengan sempurna.
Jangan kau tanya dengan apa
Kau tebus sebuah kata maaf
Jangan tanyakan itu padaku
Karena jawabku hanyalah jawaban sinting
Orang yang sedang dilanda gelisah
Aku tak yakin kau mampu menebusnya
: aku ingin tubuh dan jiwamu menjadi bagian hidupku.
Sendiri
Saturday, April 25th, 2009
Disini kududuk sendiri
menanti pagi yang tak pernah mati
Terkenang…bayang wajahmu
Terlelap di bawah bintang semu
Secercah asa, yang selalu terasa
Terkulai lemah, berharap buai
Terjerat hangat mentari, waktu sepi
Tak pernah mati, tak abadi
Aku masih disini, sendiri
Mendengar angin berbisik, merasa terusik
Semut berbaris, dan menangis
Anjing jalanan, kesepian
Kisah yang tertulis dengan tinta putih
tak pernah terjadi, tak ingin kualami
Hidup hampa yang terbuai oleh satu kata
Cinta…
Maaf. itu kata untuk hati
yang meminta, merintih, memohon sebuah hati
“Salah sendiri kenapa kemari?”
Kediri seorang penyendiri
Disini aku terus menanti.
Kisah Tak Berjudul
malam-malamku makin sunyi
bintang-bintang tak lagi bercahaya
rembulan tak pernah menyinari hatiku
rasaku seolah mati tak bersisa
perjalanan jauhmu membuatku tersiksa
membuka pintu di ujung waktu
yang mungkin mengantarku padamu
tapi seperti caci maki sang surya
dan cemoohan penghuni semesta
mungkinkah asaku tak pernah nyata
harapan hampa nan sia-sia
menjadi kerak dalam memori masa lalu
tidak!!!
aku kan terus berharap
meski kelak pahit rasanya
biarlah kukenakan belenggu ini
mengiringi langkahku ke masa datang
biarlah kudengar lolongan kalbuku
menahan perih tak terperi
hingga kelak di penghujung asa
tapi sedikitpun tiada ratapan di mulutku
tak pernah kusesali perjalananku
walau mungkin tiada tinta emas untuk kisahku
demi Allah Yang Maha Penyayang
tiada keburukan dalam tiap kehendak Nya
hanya kebaikan tersembunyi dalam kerikil tajam
terselip debu yang memerahkan mata
pergilah!!
gapai cita-citamu
biarlah manusia-manusia kecil menghinamu
jangan sekalipun mendengarnya
percayalah
tiada keburukanmu di mataku
kutunggu kau di pintu ini
hingga masa depan memluk kita
dengan segala kearifan
…............................................. "Tak Mampu"........................................... .
kenyataannya baru kuketahui,........................
ternyata aku sanggup menahan lapar,...................
akupun sanggup menahan haus,..........................
mungkin jika kelak sebatang pisau..................... menusuk tubuhku
,...................................... aku akan mencoba tuk bertahan,........................
namun entah kenapa,...................................
aku nggak sanggup untuk menahan luka hati ini,........
bukan karena kecewa akan akhir kisah kita,............
namun kecewa dan terluka,.............................
karena ketidakmampuanku,..............................
TUk taklukkan hatimu.................................. ......................................................
aku ingin membuktikan padamu,.........................
bahwa aku jelas lebih baik dari pilihanmu,............
yang kau sebut kekasih itu,........................... ......................................................
...................................................... ""Penyesalan tak pernah ada"".........................
apakah ketika dia menitikan airmata?,.................
kamu masih mau memperhatikannya?,.....................
apakah ketika dia mulai mulai membencimu?,............
kamu masih perduli padanya?,..........................
apakah ketika dia mulai mencintai orang lain?,........
kamu masih menyayanginya?,............................
apabila cinta tak berhasil...,........................ bebaskan dirimu,......................................
dan biarkan cinta itu pergi bersama kehilangannya...,.
tetapi ketika cinta itu mati,.........................
kamu tidak perlu mati bersamanya...,..................
ingatlah ......,...................................... orang terkuat bukan mereka yang selalu menang...,..... melainkan mereka yang tetap tegar ketika jatuh...,....
] entah bagaimana dalam perjalan kehidupanmu,...........
kamu harus belajar tentang dirimu sendiri,............
dan menyadari,,,...................................... bahwa penyesalan tak seharusnya ada......,,...........



Tidak ada komentar:
Posting Komentar